Hacker Tiongkok Bobol Data Kementerian-Lembaga, DPR: Kominfo Seperti Macan Ompong

Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI yang membidangi urusan pertahanan dan informatika, Sukamta meminta pemerintah harus serius melindungi situs dan data-data strategis pada kementerian dan lembaga negara.
Musababnya, sistem jaringan internal 10 kementerian dan lembaga negara diduga disusupi kelompok hacker asal Tiongkok. Pelaku pembobolan disebut-sebut bernama Mustang Panda.
Sukamta: Bila ditemukan ini spionase yang direncanakan, Pemerintah Indonesia perlu melakukan protes kepada Pemerintah China
Lantas Sukamta meminta Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) lebih serius menjaga dan melindungi data siber kementerian dan lembaga negara.
"Sejak lama saya sudah khawatir, ketika data-data dunia bisnis dan kesehatan bocor, bukan berarti bidang politik tidak ada kebocoran. Ini hanya soal waktu saja, kapan akan terungkap kebocoran datanya," kata Sukamta meneruskan keterangan yang diterima Kureta, Senin, 13 Februari 2021.
Doktor lulusan Inggris ini meyakini bahwa serangan hacker di bidang politik lebih kuat daripada ekonomi, kesehatan dan sosial. Menurutnya harus dilakukan evaluasi dan pembenahan tata kelola data dunia siber di Indonesia secara menyeluruh.
"Pengamanan situs dan data di Indonesia harus diseriusi oleh pemerintah. Kasus pembobolan jutaan data telah berulang kali namun pemerintah dalam hal ini Kominfo sebagai kementerian leading sector yang bertanggung jawab terhadap data dan informasi seperti macan ompong. Aumannya kencang tapi tidak bisa menggigit," ujarnya.
"Kasus penipuan online, pembobolan jutaan data seperti angin lalu tak jelas arahnya. Kominfo sebatas bisa memblokir situs-situs porno, judi, penipuan, SARA dan lain-lain," sambung Sukamta.
Lebih lanjut, Ketua DPP PKS Bidang Pembinaan dan Pengembangan Luar Negeri ini memberikan catatan penting menyoal pembobolan data tersebut.
Catatan yang dimaksud adalah terkait maraknya serangan hacker berasal dari Tiongkok. Menurutnya, serangan secara massif di berbagai negara yang menjalin kerja sama ekonomi seperti Indonesia saat ini penting untuk diperhatikan.
"Indonesia bekerja sama dengan China di bidang ekonomi, namun menjadi aneh ketika data-data strategis di kementerian dan lembaga disasar oleh hacker China. Apakah ini murni peretasan untuk tujuan prestise dan ekonomis bagi nama kelompok hacker ataukah peretasan ini terjadi secara terstruktur dengan tujuan selain ekonomi," tuturnya.
Sukamta menilai, spionase oleh Mustang Panda ini kemungkinan bukan satu-satunya upaya pembobolan data-data strategis, bisa jadi ada tujuan lain yang hingga kini belum terungkap.
- Baca juga: Data Aplikasi eHAC Bocor, DPR ke Pemerintah: Akui Kesalahan dan Minta Maaf
- Baca juga: Menkes Sebut 3.830 Orang Positif Covid-19 Terdeteksi Jalan-Jalan
"Maka tugas BSSN ialah menangkalkan dan mengungkap setiap spionase data strategis Indonesia agar kasus-kasus pembobolan data bisa tuntas. Bila ditemukan ini spionase yang direncanakan, Pemerintah Indonesia perlu melakukan protes kepada Pemerintah China," ucap Sukamta.[]
Berita Terbaru
- Menteri BUMN Disebut Menawarkan, Denny Siregar Ngaku Tolak Jabatan Komisaris
- Terungkap Alasan KPK Tak Publikasi Kekayaan Ferdy Sambo
- Susul Gundala, Film Sri Asih Tayang di Bioskop 6 Oktober 2022
- SM Entertainment Umumkan Bintang K-Pop BoA Positif Covid-19
- Gegara Covid-19, Indra Lesmana Legacy Concert Resmi Ditunda